Kontroversi Pola Asuh 'Toxic Productivity' yang Dipromosikan di Media Sosial
Sebuah video yang menunjukkan seorang anak yang jadwal hariannya diaturatur sedemikian ketat oleh orang tuanya—dari bangun pagi, sekolah, les berbagai bidang, hingga tidur—menjadi viral dan memicu debat sengit. Orang tua dalam video tersebut membagikan "metode pengasuhan" yang mereka klaim akan menjadikan anak sukses di masa depan.
Perspektpektif yang Mendukung: Sebagian netizen memuji kedisiplinan dan komitmen orang tua tersebut. Mereka berpendapat bahwa di era persaingan global, anak perlu dipersiapkan secara maksimal.
Perspektif yang Menentang (Kritik Ahli):
- Psikolog Anak: Metode seperti ini berisiko menyebabkan burnout pada anak, kehilangan masa kecil, dan menimbulkan gangguan kecemasan. Anak perlu waktu untuk bermain secara bebas, yang penting untuk perkembangan kreativitas dan keterampilan sosialnya. 
- Toxic Productivity: Pola asuh ini mencerminkan toxic productivity, yaitu budaya yang mengagungkan kesibukan dan produktivitas secara berlebihan, hingga mengabaikan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional. 
- Hilangnya Bonding: Jadwal yang terlalu padat dapat mengurangi waktu untuk membangun ikatan emosional yang kuat dan sehat antara orang tua dan anak. 
Pesan Penting:
Para ahli mengingatkan bahwa setiap anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Peran orang tua adalah membimbing dan memberikan stimulasi, bukan memaksa dan mengontrol setiap detik kehidupan anak. Kesuksesan tidak hanya diukur dari prestasi akademis, tetapi juga dari kebahagiaan dan kesehatan mental anak.
 
                     
 
           
           
          



