Tragedi Kanjuruhan Setahun Kemudian: Refleksi atas Keselamatan Suporter dan Reformasi Sepak Bola Indonesia
Perkembangan Terkini: Meski telah setahun berlalu, tuntutan keadilan bagi para korban dan keluarga masih terus bergaung. Proses hukum terhadap para tersangka, termasuk oknum polisi dan petinggi klub, masih berjalan. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI telah mengklaim melakukan sejumlah reformasi.
Perubahan yang Diklaim:
Peningkatan Standar Keamanan Stadion: Penerapan sistem Safety Officer dan peningkatan protokol keamanan pertandingan.
Revisi Regulasi: Penyusunan ulang peraturan tentang penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
Dialog dengan Suporter: Membuka kanal komunikasi yang lebih baik dengan kelompok suporter.
Tantangan yang Masih Dihadapi:
Budaya Kekerasan: Akar masalah kekerasan dan rivalitas ekstrem antar suporter belum sepenuhnya terselesaikan.
Akuntabilitas Aparat: Masih ada kritik bahwa proses hukum belum menyentuh semua pihak yang bertanggung jawab.
Infrastruktur: Banyak stadion di Indonesia masih belum memenuhi standar keselamatan internasional (FIFA).
Kesimpulan: Tragedi Kanjuruhan adalah wake-up call yang mahal bagi bangsa Indonesia. Satu tahun bukanlah waktu yang cukup untuk menyembuhkan luka dan menyelesaikan semua masalah sistemik. Komitmen berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan—pemerintah, PSSI, klub, dan suporter—mutlak diperlukan untuk memastikan tragedi serupa tidak terulang kembali.




